Nazareth Hirbawi® Kufiya
Biru langit di atas biru denim dan coklat, kufiya ini begitu serasi denan langit Nazareth, satu dari kota suci di dunia.
Hirbawi Indonesia merupakan distributor resmi Hirbawi dari Palestina yang memproduksi kufiya dari pabrik di Hebron. Made in Palestine by Palestinian from the last standing factory. Kufiya memegang peranan sebagai simbol rakyat Palestina mewakili pertahanan, perjuangan dan kebebasan.
Kufiya Hirbawi tidak hanya sehelai karya yang unik dengan kualitas premium, namun juga dirancang dengan fungsionalitas khusus yaitu :
- Menjaga dari sinar matahari dan iklim panas
- Melindungi secara efektif melawan debu dan angin kencang
- Menjaga dari hilangnya kelembaban kulit dan keringat langsung
Kufiya Hirbawi saat ini memiliki berbagai macam varian warna dan pola yang terus berkembang di antara masyarakat Palestina. Kami menawarkan pilihan beragam desain modern sekaligus pola-pola tradisional yang pokok yang telah dikenal dan disukai di seluruh dunia.
Ukuran kurleb 120 x 120cm, berat 170 gram
85% Cotton, 15% High Quality Synthetic
Dibordir dengan tangan
Hangat dan nyaman
Desain Palestina asli
Breathable and moisture-wicking fabric
Perawatan :
- Disarankan untuk mencuci dengan tangan
- Bila dengan mesin cuci mode wash warm (delicate or gentle cycle)
- Mild detergent
- Air dry (diangin-anginkan ketika menjemur)
Kebijakan khusus : karena didatangkan langsung dari Palestina dan telah melalui proses quality control, maka mohon maaf kami tidak menerima pengembalian barang kecuali bila kami keliru mengirimkan jenis warna. Barang dapat dikembalikan bila kemasan plastik belum dibuka. Terima kasih.
Tombol di bawah adalah link ke Tokopedia untuk customer Indonesia. Untuk alamat luar Indonesia seperti di Malaysia, Singapore dan Brunei dapat order melalui chat +31 645 913 540
Rumah Nasraya (النَّاصِرَة)
Nazareth adalah kota Arab Palestina terbesar di dalam Palestina yang diduduki dan salah satu kota Kristen tersuci di dunia, digambarkan sebagai rumah masa kecil Yesus. Meskipun menurut rencana Pemisahan PBB tahun 1947, kota itu adalah bagian dari negara Arab Palestina, kota itu ditaklukkan pada tahun 1948 oleh militer Israel.
Dicaplok oleh militer asing, orang-orang Nazareth dipaksa menghadapi kesulitan pemindahan pengungsi, perampasan tanah, dan darurat militer, termasuk jam malam militer dan pembatasan perjalanan yang diberlakukan pada warga Palestina oleh Israel. Sebagai reaksinya, Nazareth menjadi pusat nasionalisme Palestina, sebuah sentimen yang terus mempengaruhi kehidupan politik Nazareth saat ini.
